Sabtu, 10 Januari 2015

Warga Berdatangan Ke Pelabuhan Kumai Untuk Melihat Ekor Pesawat Air Asia

 Warga mulai berbondong-bondong mendatangi Pelabuhan Kumai, Kalimantan Tengah, Minggu (11/1/2015). Kedatangan mereka penasaran ingin melihat langsung ekor pesawat ekor pesawat AirAsia QZ 8501 yang sudah diangkat dari dari dasar laut Selat Karimata,

Pantauan di lokasi, puluhan warga terlihat berdatangan memasuki area pelabuhan. Mereka tampak berdiri di depan dermaga sambil memandangi kapal-kapal yang akan datang maupun yang sudah bersender di tempat tersebut. Sebagiannya lagi tengah duduk-duduk santai, ada juga yang nampak berfoto-foto bersama.

Ian (46) misalnya, warga Kumai Hilir ini datang bersama empat temannya. Ia mengaku penasaran ingin melihat langsung ekor pesawat itu.

"Saya sudah mendapat info dari warga, perkiraannyakan datang hari ini. Selagi ada waktu lenggang, jalan-jalan dulu ke pelabuhan," ujar Ian kepada Tribunnews.com di lokasi. Jarak perjalanan dari rumahnya ke pelabuhan hanya sekitar 10 menit.

Ian menuturkan kerap memonitor perkembangan terkait musibah pesawat AirAsia melalui pemberitaan di televisi.

Menurutnya, insiden pesawat jatuh baru pertama kali terjadi di wilayahnya. Sehingga menggetarkan warga setempat. "Karena kejadian seperti ini belum pernah ada di daerah kalimantan ini pesawat jatuh," katanya.

Darpulan (50) warga lainnya mengatakan hal senada, bahwa dirinya mendapat informasi melalui siaran berita di televisi.
Ia rela datang demi melihat ekor pesawat itu untuk menutupi rasa penasarannya.

"Penasaran saya. Makanya saya ingin lihat langsung. sudah tidak sabar," kata warga Sungai Tandang, Kumai itu.

Ahmad (53) teman Darpun mengatakan,
Sengaja datang karena rasa  keprihatinannya terhadap insiden ini. Dirinya ingin mengetahui sejauh mana progres tim SAR gabungan selama melakukan proses evakuasi.

"Saya ingin datang langsung melihat. Karena saya prihatin. Bertepatan di tempat kami kalau ada bisa waktu kami datang melihat," imbuhnya.

Informasi yang dihimpun, kapal yang mengangkut ekor pesawat itu sementara dalam perjalanan menuju Pelabuhan Kumai.

Sebelumnya, Tim SAR gabungan berhasil mengangkat ekor pesawat AirAsia QZ 8501 dari dasar laut Selat Karimata, Sabtu (10/1/2015). Pengangkatan ekor pesawat itu menggunakan balon pelampung, yang kemudian ditarik ke permukaan dengan crane kapal Crest Onyx, milik SKK Migas.
Ekor pesawat itu direncanakan akan di bawa ke Pelabuhan Teluk Kumai.
 
Informasi yang dihimpun, proses pengangkatan ekor pesawat dilaksanakan beberapa tahap antara lain, penyelaman pertama dilakukan guna pengecekan hasil pemasangan Belt.

Aksi para penyelam TNI dimulai dengan turunnya dua penyelam ke permukaan di titik pengangkatan ekor pesawat pada pukul 06.01 WITA, dilanjutkan dua penyelam lagi pada pukul 06.02 WITA. Pada pukul 06.26 WITA para penyelam naik ke permukaan, dan pukul  10.12 WITA para penyelaman mulai melakukan pengisian udara sebanyak 6 tabung.

Tahap selanjutnya, pada pukul 11.14 WITA, para penyelam mulai turun dan tiba di permukaan pukul 11.31 WITA. Pada pukul 11.40 WITA penyelaman dilanjutkan kembali dan pukul 11.48 WITA para penyelam tiba di permukaan. Pada pukul 11.50 WITA,  lifting bag muncul ke permukaan dan ekor pesawat terlihat terangkat ke permukaan, dengan dibantu penarikan menggunakan tali tros kapal. Proses evakuasi ini dimulai sejak pukul 06.00 WITA.

Ekor pesawat AirAsia QZ-8501 berhasil diangkat walaupun terdapat beberapa kendala yang menghambat dalam proses evakuasi, salah satunya kondisi cuaca dan arus di perairan tempat jatuhnya pesawat.

Hal lain yang juga menjadi hambatan dan dihadapi Tim SAR di lapangan adalah sistem pengangkatan ekor pesawat ke atas permukaan. Meski demikian Tim SAR telah menyiapkan Subsurface Vehicle yang dilengkapi balon khusus untuk mengambangkan pesawat dari bawah air.

Operasi yang berlangsung mulai hari kamis akhirnya membuahkan hasil dengan terangkatnya ekor pesawat AirAsia pada siang hari ini.

Lokasi penemuan ekor AirAsia QZ-8501 berada di titik koordinat 3 derajat 38' 39'' Lintang Selatan dan 109 derajat 43' 45'' Bujur Timur. Lokasinya berjarak sekitar 127 kilometer dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, dan 188 kilometer dari Pulau Belitung. Serpihan bagian ekor pesawat telah diverifikasi oleh dua penyelam dari Tim Intai Amfibi TNI Angkatan Laut yang berada di kedalaman 34 meter. Saat ditemukan, obyek sudah terkoyak di beberapa sisi. Namun bentuk ekor masih jelas terlihat karena menghujam ke dasar laut.

0 komentar :

Posting Komentar